Makalah Pendidikan Agama Islam Tentang Kejujuran
KATA PENGANTAR
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Assalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji hanya dipanjatkan kepada
Allah Ta’ala, Rabb semesta alam . Shalawat dalam salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW., kepada keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya yang baik hingga hari hisab. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “ Jujur ” ini guna memenuhi tugas mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Akhirya, kami menyadari bahwa makalah yang
kami susun ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Akhir kata, semoga Allah SWT, memberikan pertolongan
kepada semua orang menjalani kehidupan ini, terutama bagi para anggota kelompok.
Aaamiin..
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor
terbesar tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga
menjadi lemah di atas kebongan, khianat serta perbuatan curang. Karena mulianya
orang yang jujur, baik di sisi Allah maupun di sisi manusia, kejujuran harus
ditegakkan meskipun berat dan susah. Ungkapan tentang “orang jujur akan hancur”
merupakan keliru. Allah SWT menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini
merupakan bukti kesktian jujur.
Keujuran
dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika berkata jujur, tidak akan
ada ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang terungkapnya
sesuatu yang tidak dikatakan.
Akan tetapi, saat ini kejujuran dalam penerapan
kehidupan sehari-hari masih kurang seperti perilaku mencontek yang seolah lazim
bagi anak-anak dibangku sekolah.
B. Tujuan
1. Menambah wawasan baru mengenai pentingnya
sikap kejujuran dalam berprilaku.
2. Menguatkan sifat kejujuran dengan didukung
dengan ayat Al-Quran dan Hadits yang jelas.
3. Melaksanakan tugas makalah Pendidikan
Agama Islam.
C. Rumusan Masalah
1. Seberapa penting dan utamanya berperilaku
jujur ?
2. Ada berapa macam bentuk kejujuran ?
3. Apakah akibat dari perilaku berbohong ?
4. Bagaimana hikmah dari perilaku jujur ?
PEMBAHASAN
PERILAKU
JUJUR
A. Pengertian
Dalam bahasa Arab, jujur merupakan terjemahan dari
kata shidiq yang artinya benar, dapat dipercaya. Dengan kata lain, jujur adalah
perkataan dan perbuatan sesuai dengan kebenaran. Jujur merupakan induk dari
sifat-sifat terpuji (mahmudah). Jujur juga disebut dengan benar atau sesuai
dengan kenyataan.
Jujur adalah mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur
lawannya dusta. Berdusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan
kenyataan sebenarnya. Adapula yang berpendapat bahwa jujur itu tengah-tengah
antara menyembunyikan dan terus terang. Dengan demikian, jujur berarti
keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi kalau suatu
berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan
benar atau jujur, tetapi kalau tidak maka dikatakan dusta.
B. Pentingnya Perilaku Jujur
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan
juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran memiliki
kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya, seorang hamba
akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari segala
keburukan.
Syari’at Islam mengajarkan kepada umatnya untuk
berbuat jujur dalam segala keadaan, walaupun secara lahir kejujuran tersebut
akan merugikan diri sendiri. Allah SWT telah berfirman dalam Surat An-Nisaa
Ayat 135 yang berbunyi:
۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ
بِٱلۡقِسۡطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمۡ أَوِ ٱلۡوَٰلِدَيۡنِ
وَٱلۡأَقۡرَبِينَۚ إِن يَكُنۡ غَنِيًّا أَوۡ فَقِيرٗا فَٱللَّهُ أَوۡلَىٰ بِهِمَاۖ
فَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلۡهَوَىٰٓ أَن تَعۡدِلُواْۚ وَإِن تَلۡوُۥٓاْ أَوۡ
تُعۡرِضُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٗا ١٣٥
Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman, jadilah
kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah
biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya
ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutar-balikan ( kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” ( Q.S. An- Nisaa’ :
135 ),.
Allah selalu memerintahkan kita untuk berlaku benar
baik dalam perbuatan maupun ucapan, sebagaimana firman-Nya :
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ ١١٩ ,
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah
kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar” ( Q.S.
At-Taubah : 119 )
Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada
perbuatan, sebagai sesorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan
yan,g ada pada batinnya. Ketika berani mengatakan “tidak” untuk
korupsi, maka ia harus berusaha menjauhi korupsi, bukan malah hanya mengatakan
tetapi ia sendiri melakukan korupsi.
Kejujuran
merupakan ciri-ciri orang beriman sedangkan lawannya dusta merupakan sifat
orang yang munafik. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
Artinya
: “Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Muhammad saw. Bersabda “Tanda orang munafik
itu ada 3, yaitu : Apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan
apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari Muslim)
,
Allah Swt.
Menegaskan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang mampu
menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).
قَالَ
ٱللَّهُ هَٰذَا يَوۡمُ يَنفَعُ ٱلصَّٰدِقِينَ صِدۡقُهُمۡۚ لَهُمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي
مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ
وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١١٩
Artinya
: “Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi
orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha
terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar" ( Q.S
al-Maidah : 119 )
C. Keutamaan Perilaku Jujur
Kedudukan sifat jujur sangat erat hubungannya dengan
sifat-sifat para nabi, yakni Nabi Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, sebagaimana
firman Allah
وَوَهَبۡنَا
لَهُم مِّن رَّحۡمَتِنَا وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ لِسَانَ صِدۡقٍ عَلِيّٗا ٥٠
Artinya
: “Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami
jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi” ( Q.S. Maryam : 50 )
Dan
Ismail dipuji karena jujur, sebagaimana firman Allah :
وَٱذۡكُرۡ
فِي ٱلۡكِتَٰبِ إِسۡمَٰعِيلَۚ إِنَّهُۥ كَانَصَادِقَ ٱلۡوَعۡدِ وَكَانَ رَسُولٗا
نَّبِيّٗا ٥٤
Artinya
: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut)
di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia
adalah seorang rasul dan nabi” ( Q.S Maryam : 54 )
Nabi Muhammad Saw menganjurkan umatnya untuk selalu jujur.
Karena kejujuran merupakan akhlak yang mulia yang akan mengarahkan pemiliknya
kepada kebajikan, sebagaimana dijelaskan Nabi Muhammad Saw.
Artinya
: “ Dari Abdullah ibn Mas’ud, dari Rasulullah saw. Bersabda. “Sesungguhnya
jujur itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga…” (
HR. Bukhari )
Sifat jujur merupakan tanda keislaman seseorang dan
juga tanda kesempurnaan bagi si pemilik sifat tersebut. Pemilik kejujuran
memiliki kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat. Dengan kejujurannya,
seorang hamba akan mencapai derajat orang-orang yang mulia dan selamat dari
segala keburukan. Orang jujur akan dipermudah rezeki dan segala urusannya.
Contoh yang perlu diteladani, karena kejujurannya,
Nabi Muhammad saw. Di percaya oleh Siti Khadijah untuk membawa barang dagangan
lebih banyak lagi. Ini artinya Nabi Muhammad saw akan mendapatkan
keuntungan lebih besar lagi dan tentu saja apa yang dilakukan Nabi akan
mendapat kemudahan.
Sebaliknya,
orang yang tidak jujur atau bohong akan dipersulit rezeki dan segala urusannya.
Orang yang pernah berbohong akan terus berbohong karena untuk menutupi
kebohongan yang diperbuat, dia harus berbuat kebohongan lagi.
Kejujuran
berbuah kepercayaan, sebaliknya dusta menjadikan orang lain tidak percaya.
Jujur membuat hati kita tenang, sedangkan berbohong membuat hati menjadi
was-was.
Kegundahan
hati dan kekhawatiran yang bertumpuk-tummpuk beresiko menjadi penyakit.
D. Macam-Macam Kejujuran
Menurut
tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu :
1. Shidq Al-Qalbi (Jujur dalam niat dan
kehendak), yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka
menaati perintah Allah Swt, dan ingin mencapai rida-Nya. Jujur sesungguhnya
berbeda dengan pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.
Rasulullah
Saw. Bersabda,
“Ingatlah,
dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, akan baiklah seluruh tubuh.
Dan bila ia rusak, rusaklah ia seluruhnya. Itulah qalbu (hati).” (HR. Bukhari)
2. Shidq Al-Hadits (Jujur dalam ucapan),
yaitu memberikan, yaitu memberikan sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi,
kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at seperti dalam kondisi
perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan, semisalnya. Setiap hamba
berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan, dianjurkan
menghindari kata-kata sindiran Karena hal itu sepadan dengan kebohongan,
kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu,
tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan
merupakan jenis kejujuran yang paling tampak dan terang diantara macam-macam
kejujuran.
3. Shidq Al-Amal (Jujur dalam perbuatan),
yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal
lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga berarti melaksanakan suatu
pekerjaan sesuai dengan yang di ridhai Allah Swt, dan melaksanakannya secara
terus-menerus dan ikhlas.
Orang
jujur tentu akan sejalan dengan semua kebaikan dan sebagai penegak segala
kebagusan, sedangkan kebaikan itu adalah jalan menuju ke syurga, bahkan
kebajikan itu sebagai kunci masuk syurkan, kunci tersebut tak lain untuk
membuka syurga, sebagaimana firman Allah :
إِنَّ
ٱلۡأَبۡرَارَ لَفِي نَعِيمٍ ٢٢ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ ٢٣
تَعۡرِفُ فِي وُجُوهِهِمۡ نَضۡرَةَ ٱلنَّعِيمِ ٢٤ يُسۡقَوۡنَ مِن
رَّحِيقٖ مَّخۡتُومٍ ٢٥ خِتَٰمُهُۥ مِسۡكٞۚ وَفِي ذَٰلِكَ فَلۡيَتَنَافَسِ
ٱلۡمُتَنَٰفِسُونَ ٢٦
Artinya
: “Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan
yang besar (surga). mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil
memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka
yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak
(tempatnya). layaknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang
berlomba-lomba.” (Q.S Al-Mutoffifin : 22-26)
4. Shidq Al-Wa’d (Jujur bila berjanji), janji
membuat kita selalu berharap. Janji yang benar membuat kita bahagia. Janji
palsu membuat kita selalu was-was. Maka janganlah memperbanyak janji (namun
tidak ditepati) karena Allah Swt, sangat membenci oran-orang yang selalu
mengingkari janji. Sebagaimana dalam firman-Nya .
وَأَوۡفُواْ
بِعَهۡدِ ٱللَّهِ إِذَا عَٰهَدتُّمۡ وَلَا تَنقُضُواْ ٱلۡأَيۡمَٰنَ بَعۡدَ
تَوۡكِيدِهَا وَقَدۡ جَعَلۡتُمُ ٱللَّهَ عَلَيۡكُمۡ كَفِيلًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ
يَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُونَ ٩١
Artinya
: “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah
kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu
telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu).
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat” (Q.S. An-Nahl :
91)
وَلَا
تَقۡرَبُواْ مَالَ ٱلۡيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ
أَشُدَّهُۥۚ وَأَوۡفُواْ بِٱلۡعَهۡدِۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ مَسُۡٔولٗا ٣٤
Artinya
: “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya
janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya” (Q.S. Al-Israa : 34)
5. Shidq Al-Haal (Jujur dalam kenyataan).
Orang mukmin hidupnya selalu berada di atas kenyataan. Dia tidak akan
menampilkan sesuatu yang bukan dirinya. Dia tidak pernah memaksa orang lain
untuk masuk kedalam jiwanya. Dengan kata lain, seorang mukmin tidak hidup
berada dibahawah bayang-bayang orang lain. Artinya, kita harus hidup sesuai
dengan keadaan diri kita sendiri.
Merealisasikan
kejujuran adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, ada kalanya pula menjadi
kuat.
,
E. Petaka Kebohongan
Betapa berbahayanya sebuah kebohongan, kebohongan akan
mengantarkan pelakunya tidak dipercaya lagi oleh orang lain.
Ketika
seseorang sudah berani menutupi kebenaran, bahkan menyelewengkan kebenaran
untuk tujuan jahat, ia telah melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya
itu telah membawa kepada apa yang telah dikhianatinya itu.
فَمَنۡ
حَآجَّكَ فِيهِ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡاْ
نَدۡعُ أَبۡنَآءَنَا وَأَبۡنَآءَكُمۡ وَنِسَآءَنَا وَنِسَآءَكُمۡ وَأَنفُسَنَا
وَأَنفُسَكُمۡ ثُمَّ نَبۡتَهِلۡ فَنَجۡعَل لَّعۡنَتَ ٱللَّهِ عَلَى ٱلۡكَٰذِبِينَ
٦١
Artinya
: “Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang
meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil
anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu,
diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan
kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta” (Q.S
Ali-Imran : 61)
وَمَا
كَانَ لِنَبِيٍّ أَن يَغُلَّۚ وَمَن يَغۡلُلۡ يَأۡتِ بِمَا غَلَّ يَوۡمَ
ٱلۡقِيَٰمَةِۚ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ
١٦١
Artinya
: “Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang.
Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari
kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap
diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan)
setimpal, sedang mereka tidak dianiaya” ( Q.S Ali-Imran : 161 )
Dalam
hadits Rasulullah Saw mengingatkan :
Artinya
: “Dari Abu Hurairah ra., dia berkata ; Rasulullah saw., bersabda, “Akan datang
kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta
dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat
dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat.
Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut
campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٢ كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ
ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ ٣
Artinya
: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan” (Q.S. Ash-Shaff : 2-3)
Syaikh
Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah ialah menunaikan dengan
baik terhadap hak-hak Allah Swt. Dan hak-hak manusia tanpa terpengaruh oleh
perubahan keadaan, baik susah maupun senang.
,
F. Hikmah Perilaku Jujur
Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku
jujur, antara lain sebagai berikut.
1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan
membuat kita menjadi tenang, tidak takut akan diketahui kebohongannya karena
memang tidak berbohong.
ٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ
تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ ٢٨
Artinya
: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (Q.S.
Ar-Ra’d : 28)
2. Mendapat kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.
۞فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن كَذَبَ عَلَى ٱللَّهِ وَكَذَّبَ
بِٱلصِّدۡقِ إِذۡ جَآءَهُۥٓۚ أَلَيۡسَ فِي جَهَنَّمَ مَثۡوٗى لِّلۡكَٰفِرِينَ ٣٢
وَٱلَّذِي جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ
٣٣ لَهُم مَّا يَشَآءُونَ عِندَ رَبِّهِمۡۚ ذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٣٤
لِيُكَفِّرَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ أَسۡوَأَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ وَيَجۡزِيَهُمۡ
أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ ٱلَّذِي كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٣٥
Artinya
: “Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta
terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di
neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir. Dan orang
yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang
yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan
mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik. Agar Allah akan
menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka
kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan” (Q.S. az-Zumar : 32-35)
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah Swt. Dan rasul-Nya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ucapan
yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud amal dalam
kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-adanya,
tidak berbuat basa basi , tidak membuat-buat, tidak menambah atau mengurangi.
Apa yang ia yakini sebagai kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan keyakinan
kuat dan Allah selalu membalas perbuatan dengan ganjaran yang setimpal.
B. Pesan
Mari
mulai jujur untuk diri sendiri, kejujuran membuat hati menjadi tenang. Kami
sangat berharap untuk memberikan kritik dan saran yang membangun . Kami ucapkan
terimakasi pada pembaca sekalian, kemampuan kami tidak apa-apa tanpa dukungan
sekitar, guru, dan ridha Allah Swt.
Komentar
Posting Komentar